Pada 20 Agustus, pemerintah Inggris mengumumkan sanksi baru yang bertujuan untuk membongkar jaringan cryptocurrency yang diyakini memfasilitasi penghindaran sanksi oleh negara Rusia. Langkah-langkah tersebut berfokus pada delapan individu dan entitas, termasuk sebuah perusahaan yang terdaftar di Luksemburg dan empat perusahaan yang berbasis di Kyrgyzstan yang memiliki keterkaitan dengan proyek stablecoin A7A5.
Stablecoin yang menjadi target, yang dipatok pada rubel Rusia, dilaporkan melakukan transaksi senilai $9,3 miliar dalam empat bulan, menurut otoritas Inggris. Kementerian Keuangan Inggris menetapkan perusahaan seperti Grinex LLC dan Old Vector LLC karena peran mereka yang diduga menyediakan infrastruktur pembayaran untuk mendukung transfer ilegal yang terkait dengan pengadaan militer.
Sanksi tersebut juga menargetkan tiga individu yang terkait dengan saluran keuangan yang digunakan oleh Promsvyazbank milik negara dan sebuah bank Kyrgyz yang dituduh memfasilitasi pembayaran untuk kontrak pertahanan. Inggris mengatakan langkah-langkah ini bertujuan menutup celah yang dimanfaatkan Moskow untuk menghindari pembatasan keuangan Barat.
Tindakan ini mencerminkan sanksi AS yang diumumkan pekan lalu terhadap entitas yang sama. Pejabat menyebutkan pembicaraan terbaru di Washington antara Presiden Donald Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dan para pemimpin Eropa sebagai dasar kampanye tekanan terkoordinasi ini.
Menteri sanksi Inggris Stephen Doughty menyatakan: βSetiap upaya mencuci transaksi melalui jaringan crypto yang meragukan akan terungkap dan menjadi target. Kami tidak akan membiarkan Kremlin bersembunyi di balik aset digital untuk melemahkan sanksi.β
Langkah Inggris menyoroti semakin banyaknya penggunaan teknologi blockchain oleh aktor negara untuk tujuan geopolitik. Para pengamat mengatakan bahwa tanpa respons regulasi yang cepat dan peningkatan kerja sama lintas batas, cryptocurrency bisa menjadi sarana utama untuk aliran dana ilegal.
Komentar (0)